8 Juni 2001:
Seorang gadis kecil berlari dengan riang menuju rumahnya. Begitu sampai di rumah, dia membuka pintu rumah dengan sangat hati-hati dan melongokkan kepala dengan malu-malu ke dalam rumah. Ia melihat seluruh isi ruangan itu dan kemudian melangkah masuk sambil berusaha agar tidak menimbulkan suara saat melangkah. ia langsung menuju kamar ibunya dan mengintip diam-diam sambil bertanya dalam hati: "mama lagi apa yah?"
ternyata memang benar, naluri seorang ibu tak bisa dipungkiri. ibunya menengok dan tersenyum kearah gadis kecil itu. dengan malu-malu, gadis kecil itu mendekat ke arah ibunya sambil memeluk perut ibunya yang terlihat sangat besar dan berat. sambil berbisik dia bertanya: adek lagi apa ya mam?
sang ibu hanya tersenyum sambil mengusap kepala gadis cilik tersebut. kemudian ibunya berkata: ikut mama yuk? ajak adik kamu siap-siap, terus kita berangkat deh ke rumah sakit. adik kamu yang di perut ini udah mau keluar.
tampak gurat bahagia di wajah kedua orang itu. mereka saling tersenyum bahagia. bahagia menyambut datangnya sosok manusia baru ke dunia ini...
8 Juni 2005
"Turut Berduka Cita"
banyak sekali tulisan yang berbunyi seperti itu di halaman depan rumah maupun di garasi rumah yang penuh sesak oleh pelayat yang datang. di tengah ruangan telah terbujur kaku sesosok tubuh bocah laki-laki dengan raut muka damai dan diselimuti kain kafan putih. disekelilingnya dipenuhi oleh para kerabat yang sedang tersedu atas kepergiannya. ayahnya sedang sibuk mempersiapkan prosesi pemakaman bersama dengan beberapa pengurus RT dan Masjid.sedangkan Ibunya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa selain menangis dan terkadang berteriak histeris yang kemudian ditenangkan dengan susah payah oleh beberapa orang kerabat dekat. gadis kecil yang saat ini telah tumbuh menjadi seorang remaja terlihat sedang menekuk wajahnya sambil melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang ada di tangannya. sesekali tampak ia sedang menyeka genangan air mata di pelupuk matanya. ia terlihat sangat ingin membuat dirinya tegar. namun sepertinya ia memang tidak ingin diganggu. ia hanya fokus kepada Al-Qur'an yang ada di tangannya sambil sesekali melirik kepada adik laki-lakinya yang berbaring tak bergerak dihadapannya.
saat pengurus jenazah itu ingin menutup kain kafan, beliau meminta kepada keluarga inti untuk mencium kening jenazah mungil yang penuh kedamaian tersebut. ketika giliran si gadis remaja untuk mencium kening adiknya, ia diam beberapa saat. ia terpaku. ia berharap ini semua hanya mimpi buruk yang sama seperti sebelumnya yang pasti pernah dialami setiap orang. namun ketika dia mencium kening yang pucat dan dingin itu, dia tak bisa mengelak lagi dari kenyataan yang menodongnya untuk sadar bahwa adik laki-laki yang selama ini dia damba-dambakan bersama anggota keluarga lainnya telah pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. ya, hari ini, di hari ULANG TAHUN KE-4 TAHUN, dia meninggal dunia...
p.s. Andika Ramadhani Wijaya, I miss you so much! istirahat dengan tenang ya, adikku...
Thursday, May 6, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment